2 Jurus Jitu Bebas Hutang

Masalah hutang adalah masalah mentalitas, dan mentalitas menentukan sikap dan perilaku seseorang. Nilai-nilai yang diyakini seseorang juga mempengaruhi keputusan seseorang terhadap uang. Masalah hutang, bukan hanya karena besar kecilnya penghasilan. Orang berpenghasilan besar banyak yang terjerat hutang justru karena sikap dan perilakunya yang buruk terhadap uangnya. Ini faktor internal yang bermasalah.  Tapi, ada hutang yang disebabkan faktor eksternal, diluar control, seperti karena bencana alam, kebakaran, musibah dan lainnya.


Fokus pembahasan disini memperbaiki faktor internal. Faktor internal harus selalu di upgrade agar mampu menerima perubahan yang lebih baik. Percuma saja bila seseorang berusaha mati-matian membayar lunas hutangnya, tapi dia tidak memperbaiki diri, meng-upgrade kapasitas dirinya. Misal, ada orang punya hutang miliaran rupiah. Dia bekerja keras, termasuk menjual aset untuk membayar hutangnya. Akhirnya, hutang lunas! Ada juga, orang terjerat hutang ratusan juta. Dia punya orang tua kaya. Melihat kondisi anaknya dikejar-kejar debt collector, ayahnya berinisiatif membayar semua hutang anaknya. Lunas hutangnya!


Pertanyaannya, “Apakah kedua orang yang sudah lunas hutangnya itu tidak berhutang lagi di masa mendatang?” Belum tentu. Belum tentu kapok! Banyak kisah seperti ini. Hutang lunas, ngutang lagi. Apakah salah ngutang lagi? Belum tentu salah. Kalau hutangnya sesuai aturan, untuk bisnis yang sudah berjalan lancar, tanpa riba, boleh-boleh saja. Tapi kalau dia hutang dengan pola yang sama seperti dulu (tanpa aturan dan mental yang benar), maka hutang akan bermasalah lagi. Kalau hal ini berulang terus, sebenarnya belum ada perubahan mental, sikap dan perilaku. Ibaratnya, dia belum lulus ujian. Dia mengulangi masalah yang sama dengan mengambil bad debt, hutang jelek.
Apa saja yang perlu di upgrade?


 1.Upgrade mentalitas, dari mentalitas miskin dan mentalitas middle class, menjadi mentalitas kaya. Segalanya tidak akan berubah sampai kita merubah diri sendiri. Berapa pun banyaknya kita belajar, tidak akan membawa perubahan sampai kita mempraktekkannya.
Mentalitas kaya, selalu berusaha mengubah income menjadi aset. Bagaimana menaikkan pendapatan menjadi fokusnya. Orang ini cenderung bersahaja dan menghargai uangnya. Setiap rupiah yang keluar selalu dihitung manfaatnya, baik dunia akhirat. Meskipun dia mengeluarkan banyak sekali untuk berbagi yang seolah tidak ada manfaat di dunia, tetap dilakukan karena ia yakin ada manfaat di akhirat. Mental kaya juga selalu berusaha melakukan konsumsi secukupnya, tapi melakukan produksi, distribusi dan berbagi, sebanyak-banyaknya.

2. Upgrade kapasitas diri, baik dalam hal mengelola uang maupun bisnis. Sulit terjadi, orang yang mempersiapkan dirinya untuk menerima segelas air akan mampu menampung air sebesar Apalagi, kalau gelasnya terbalik, pasti tidak bisa menampung air sama sekali. Karena itu, kalau mau memperoleh rezeki lebih besar, tidak ada jalan lain kecuali menyiapkan alat dan tempat rezeki yang besar pula. Seberapa besar kapasitas yang anda siapkan?Hal ini erat terkait dengan perubahan menuju pribadi yang lebih baik dan perbaikan hubungan anda dengan sang Pencipta. Perubahan diri harus diikuti oleh keluarga dan aktifitas sosial sehingga ketiga hal itu akan berdampak pada keuangan dan bisnis.
Cara terbaik untuk upgrade diri adalah dengan belajar, belajar, dan belajar kemudian mempraktikkan.
  • Belajar dari Quran dan Hadits untuk menemukan jati diri sejati,
  • Belajar dari pengalaman diri sendiri, dan pengalaman orang lain,
  • Belajar dari buku, ebook, CD, internet dan lainnya,
Belajar dari mentor, atau pembimbing lebih diutamakan.

Baca Juga :
- 31 Bahaya Hutang
Jurus Jitu BEBAS HUTANG dengan TRIK Taiichii